I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kunci permasalahan yang dihadapi usahatani kelapa diIndonesiasaat ini adalah mengenai kelembagaan, baik kelembagaan petani kelapa maupun kelembagaan pemerintah dan masyarakat pengguna yang terkait dengan perkelapaan seperti industri berbahanbakukelapa. Kelembagaan petani kelapa yang ada belum berfungsi secara optimal.

Dari segi tataniaga, para petani kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir terpukul oleh praktek monopsoni dari pabrik kopra atau minyak kelapa setempat, karena harga ditentukan secara sepihak. Keadaan ini menyebabkan para petani kecewa dan membiarkan tanaman kelapanya terlantar yang menyebabkan produktivitas kelapa turun drastis.

Kelembagan ditingkat petanipun, seperti KUD tidak berfungsi sehingga sering menyulitkan petani. Kelembagaan tataniaga kopra yang berkembang dikalangan petani adalah kelembagan informal berupa sistem kontrak tradisional melalui system kekerabatan dan kepercayaan antara petani dengan tengkulak. Tengkulak ini merupakan perpanjangan tangan dari perusahaan pengolahan kopra atau minyak kelapa yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir.

 

  1. Tujuan

 

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui system pemasaran kopra di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

 

II. LANDASAN TEORI

Propinsi Riau merupakan propinsi yang mempunyai areal pertanaman kelapa dalam yang paling luas diantara propinsi lainnya yang ada diIndonesiayaitu seluas 470 878 Ha (Dirjen Perkebunan, 2000).

Dari luasan areal pertanaman kelapa dalam yang ada di Propinsi Riau secara umum terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir dengan luas yaitu 374 237 Ha dengan jumlah petani sebanyak 90 956 kepala keluarga. Disamping itu terdapat juga pertanaman kelapa hybrida dengan luas areal 83.052 Ha dengan jumlah petani 19 963 kepala keluarga yang tersebar di 17 kecamatan (Disbun Inhil, 2004).

Organisasi-organisasi petani yang merupakan bentuk pengaturan-pengaturan institusional yang penting untuk dapat mengorganisasikan petani kelapa, khususnya dalam rangka menyongsong kebijaksanaan liberalisasi pasar pertanian. Keuntungan mengorganisasikan petani kelapa dalam kelompok-kelompok yang solid merupakan suatu upaya untuk mengurangi biaya-biaya transaksi dalam memperoleh akses kepada pasar-pasar sarana produksi utama seperti pupuk dan obat-obatan dan juga pasar output kopra (Anwar, A. 1995).

lebih lengkap silahkan download disini